Kamis, 11 November 2010

TAMAN MUNGIL DI TERAS DEPAN







Setiap rumah membutuhkan sebuah area relakasi yang dapat meyeimbangkan fungsi rumah. Area ini dapat berupa sebuah taman yang asri. Karena itulah sebuah hunian membutuhkan sebuah taman betapapun dimensi yang dimiliki sangat terbatas.

Disain berikut ini menawarkan konsep perencanaan taman yang dapat diterapkan pada sebuah area yang terbatas. Pembentukan karakter taman dibagi menjadi beberapa bagian, Yaitu pembentukan kontur tanah, penentuan vegetasi (tanaman) yang digunakan dan pemebentukan elemen keras.

Bagian yang pertama adalah pembentukan kontur tanah. Semula karakter kontur tanah adalah rata, tidak memiliki dimensi yang dibutuhkan untuk perencanan. Karakter ini kemudian diubah sehingga kontur tanah yang semula rata menjadi berbeda (mempunyai perbedaan dimensi). Hal inilah dibutuhkan pertama kali. Kontur tanah yang variatif akan memiliki nilai tambah lebih, terkait dengan penentuan vegetasi yang digunakan.

Setelah pembentukan kontur tanah, bagiann berikutnya adalah penentuan vegetasi. Terdapat tiga kelompok tanaman yang digunakan, yaitu kelompok peteduh, kelompok perdu dan kelompok penutup tanah (ground cover). Kelompok peteduh terdiri dari duan tanaman tinggi yang memiliki tajuk cukup lebar, yaitu tabae buaia dan palem. Kedua tanaman ini dipilih karena memilki beberapa kelebihan. Tabae bueia memilki struktur batang yang indah dan tajuk yang tidak rapat, disampng bunga dari tanaman ini yang berwarna  kuning juga memilki keindahan tersendiri. Sedangkan pemilihan palem karena tanaman ini dapat memberikan akses visual menuju teras secara langsung. Kelompok tanaman yang kedua adalah perdu. Kelompok tanaman ini terdiri dari beberapa puring yang dletakkan berjajar/berderet. Sedangkan kelompok tanaman ketiga merupakan tanaman penutup tanah. Kelompok ini terdiri dari tanaman bayam merah dan rumput jepang. Selain ketiga kelompok tanaman ini disain taman ini juga memberikan beberapa jenis tanaman hias lainnya, diantaranya dalah adenium, agave americana, dan thypha. Keseluruhan tanaman ini membentuk taman menjadi area relaksasi yang asri. Demikian juga dengan dinamika vegetasi maupun kontur tanah menjadikan taman ini tidak membosankan.

Bagin yang terakhir adalah pembentukan elemen keras. Tujuan dari hal ini adalah menyeimbangkan karakter vegetasi yang mendominasi seluruh disain. Elermen keras dalam perencanaan ini terdiri dari batu artivisial yang dletakkan sebagai bagian dari penempatan tanaman peteduh tabae bueia dan lampu taman yang struktur penyangganya menggunakan besi tempa.

Keseluruhan ini tampil menarik dlam sebuah area yang terbatas. Mengkobinasikan setiap karakter untuk  kesatuan disain yang utuh. Sehingga taman dapat tampil menarik meskipun menggunakan dimensi yang terbatas.